Cara Menerbitkan Novel: Menulis Novel Pun Butuh Riset
Cara menerbitkan novel yang berkualitas pastinya berdasarkan pada
pengalaman riset yang kuat oleh penulisnya.
Cara menerbitkan novel ada beberapa tahap. Namun yang bisa saja
dilupakan adalah tahap untuk riset. Sebagaimana cara menulis karya ilmiah, cara
menerbitkan novel pun perlu dilakukan riset sebelum dilakukan penulisan dan
penerbitan di penerbit buku. Jika riset kurang, maka pengetahuan penulis novel untuk menulis
novel dan melakukan cara menerbitkan
novel akan terbatas. Misalnya, seseorang yang kehidupannya jauh dari
lingkungan nelayan, ia akan kesulitan mengeksplor kisah nelayan untuk novelnya.
Maka dari itulah, riset perlu dimasukkan ke tahap awal dalam cara
menerbitkan novel.
"Riset atau
penelitian sering dideskripsikan sebagai suatu proses investigasi yang
dilakukan dengan aktif, tekun, dan sistematis, yang bertujuan untuk menemukan,
menginterpretasikan, dan merevisi fakta-fakta. Penyelidikan intelektual ini
menghasilkan suatu pengetahuan yang lebih mendalam mengenai suatu peristiwa,
tingkah laku, teori dan hukum serta membuka peluang bagi penerapan praktis dari
pengetahuan tersebut. Istilah ini juga digunakan untuk menjelaskan suatu
koleksi informasi menyeluruh mengenai suatu subyek tertentu, dan biasanya dihubungkan
dengan hasil dari suatu ilmu atau metode ilmiah. Kata ini diserap dari kata
bahasa Inggris research yang diturunkan dari bahasa Perancis yang memiliki
arti harfiah "menyelidiki secara tuntas"." - wikipedia bahasa
Indonesia, ensiklopedia bebas.
Riset dalam cara menerbitkan novel seperti apa yang
dilakukan, tergantung dengan kebutuhan novel yang akan Anda buat dan yang disukai penerbit buku. Anda bisa
datang dan melakukan pengamatan di tempat-tempat yang tepat dan ngobrol dengan
orang yang tepat. Dengan cara ini, novelis tidak akan mati gaya lagi, tidak akan
terlalu lama berhenti pada suatu jeda stagnasi. Dan dengan metode ini juga,
tentu novel yang kita bangun akan jauh lebih hidup, lebih nyata. Pada akhirnya
seorang novelis akan tumbuh bersama masalah-masalahnya yang ditemui di
sepanjang perjalanan penulisan. Masalah-masalah yang menunjukkan padanya pada
kebutuhan-kebutuhannya, yang pada gilirannya mengantarkannya pada
jawaban-jawaban.
Sebagaimana yang dijelaskan Yuliarti (2009), novel yang bagus dilahirkan dari riset. Apa saja yang perlu diperhatikan pada riset pada cara menerbitkan novel di penerbit buku ini? Ada tiga hal yang bisa diperhatikan, pertama, mengenai topik karangan; kedua, di luar topuk karangan; ketiga, dari coret-coretan. Mengenai topik karangan, ini tentang seberapa jauh Anda mengenal topik karangannya. Apa ada unsur kisah hidupnya dalam karangan Anda? Kalau ada berarti lebih mudah untuk memberi gambaran yang hidup. Kalau tidak, maka Anda perlu cari tahu sebanyak mungkin dari referensi bacaan maupun dari wawancara dengan orang yang tahu. Lalu mengenai di luar topik karangan, ini terkait berapa banyak buku yang sudah Anda baca. Anda perlu membaca sebanyak mungkin bahan, baik itu novel, nonfiksi, self-help, majalah, dan koran. Bacaan yang kaya, meskipun bacaan itu tidak menyinggung topik karangan Anda secara langsung, akan memberi warna pada karangan.
Terakhir mengenai coret-coretan. Dengan membuat
coretan-coretan terlebih dahulu, Anda bisa menemukan gaya bahasa Anda sendiri.
Anda bisa melakukannya pada kertas. Biarpun tidak membuat alur yang terlalu
saklek seperti pelajaran Bahasa Indonesia, Anda tetap perlu membuat
coret-coretan.
Demikian artikel berjudul Cara Menerbitkan Novel: Menulis Novel Pun Butuh
Riset. Semoga bermanfaat.
[BN]
Sumber:
Sumber:
- Arimbi Bimoseno. Seni Menulis: Novel Mati Gaya. <kompasiana.com>.
- 2 Yuliarti, Nurheti. 2009. Menjadi Penulis Profesional: Kiat Jitu Menembus Media Massa dan Penerbitan. Yogyakarta: Medpress.